NARKOBA ni broo...

Narkoba, baik dalam bentuk apapun, bisa membawa perubahan fisik maupun psikologis. Obat-obatan ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, bahkan pada otak, dimana dapat mengubah cara pikir, berperilaku dan perasaan seseorang.

Berikut ini tiga jenis narkoba paling populer digunakan di masyarakat dan efeknya pada kesehatan.

 
1. Ganja (bentuk daun kering)
Menurut laporan PBB tentang penggunaan obat-obatan terlarang, ganja menduduki posisi paling banyak diproduksi, diperdagangkan dan dikonsumsi di seluruh dunia pada tahun 2010. Diperkirakan sekitar empat juta dari populasi orang dewasa di dunia menggunakan ganja setiap tahunnya.

Produk psikoaktif dari tanaman Cannabis sativa ini memberikan efek dalam hitungan detik setelah pemakaian. Asap rokok ganja dapat menyebabkan efek medis jangka pendek, seperti detak jantung cepat, menurunkan tekanan darah, marah merah, pusing, mulut kering, hingga sesak nafas. Bahkan efek psikologis, seperti perubahan mood, grogi, pelupa, mudah cemas hingga cepat parno.

Ganja memiliki lebih dari 400 bahan kimia dengan dua bahan aktif paling kuat, yaitu THC dan CDC. Pria yang menggunakan ganja cenderung mengalami penurunan kuantitas testosteron dan sperma. Sedangkan wanita berisiko mengalami gangguan siklus kesuburan, sehingga sulit hamil.

2. Ekstasi (bentuk pil)
Para pengguna ekstasi mengaku ekstasi memberikan rasa bahagia, empati dan kesenangan. Karena sifatnya obat stimulan, bila digunakan di klub malam bisa membuat penggunanya mampu tahan lama untuk terus menari.

Ekstasi bisa memberikan efek merugikan seperti mual, menggigil, berkeringat, kram otot, cemas, depresi hingga penglihatan menjadi kabur. Bagi pengguna yang memakainya hingga overdosis, bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, dehidrasi, pingsan, serangan panik, kehilangan kesadaran hingga kejang-kejang.

Dalam kasus ekstrim, ekstasi bisa menyebabkan hipertemia (kenaikan suhu tubuh) yang memicu gagal ginjal. Ekstasi juga dengan cepat diserap dalam aliran darah dan dapat menganggu kemampuan tubuh untuk memetabolisme, sehingga timbul masalah gagal jantung.

3. Sabu-sabu (bentuk serbuk)
Methamphetamine atau lebih dikenal dengan sabu-sabu dengan cepat masuk ke otak dan merangsang produksi hormon norepinefrin, dopamin dan serotonin. Akibatnya, penggunanya merasakan euforia kebahagiaan, merasa 'hidup', meningkatkan konsentrasi, energik hingga lebih percaya diri. Inilah pemicu mengapa sabu sangat adiktif.

Sabu-sabu yang biasanya dipakai dengan mengenduskan bubuk ke hidung, menggosokkan pada gigi atau merokok dapat menyebabkan sesak nafas, peningkatan detak jantung dan suhu tubuh, pelebaran pupil mata dan tidak nafsu makan.

Pemakaian sabu-sabu dalam jumlah besar (terutama dalam waktu singkat) dapat menyebabkan mudah panik, parno-an dan kelelahan ektrim. Bahkan efek fisik lebih sangat berbahaya karena bisa menyebabkan masalah di jantung, seperti irama detak jantung abnormal dan serangan jantung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas v-clas Jarkomlan